Kalseldaily.com – Kalimantan Selatan masih memiliki pekerjaan rumah jika ingin menjadi penopang pangan di Ibu Kota Nusantara khususnya daging sapi.
Saat ini Kalsel masih masih kekurangan daging sapi sebanyak 1.523 ton atau setara 11.451 ekor.
Hal itu disampaikan Sekretaris Daerah Provinsi Kalsel, Roy Rizali Anwar pada Sosialisasi Roadmap SISKA KU INTIP di Banjarbaru, Selasa (27/2) siang.
“Dari data sementara di 2023, ketersediaan daging sapi sebanyak 5.507 ton sedangkan kebutuhan daging sapi mencapai 7.030 ton atau defisit 1.523 ton setara 11.451 ekor,” katanya.
Menurut Sekda Roy, saat ini Pemprov Kalsel terus mengoptimalkan pemenuhan daging sapi melalui program Sistem Integrasi Kelapa Sawit Sapi Berbasis Kemitraan Usaha Ternak Inti Plasma (SISKA KUINTIP).
SISKA KU INTIP dengan memanfaatkan kebun sawit menjadi area peternakan sapi potong dengan harapan dapat di kembangkan di seluruh Kalsel agar di tahun 2032 Kalsel mencapai swasembada daging.
Saat ini, Pemprov Kalsel telah berupaya meningkatkan populasi dan produksi daging melalui program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (SIKOMANDAN) yang setiap tahun mampu melahirkan anak sapi atau pedet sebanyak 28.000 ekor.
Sementara itu, Kepala Disbunnak Kalsel, drh Suparmi menyampaikan untuk ekspos road map SISKA KU INTIP akan dilaksanakan di wilayah yang sudah teridentifikasi.
“Kita sudah ada sekitar 250.000 hektare lahan yang cocok untuk pengembangan program SISKA KU INTIP,” kata Suparmi.
Saat ini yang sudah berkomitmen ada 22 perusahaan dan sampai dengan saat ini kita sudah ada 26 klaster SISKA KU INTIP.
“Terkait dengan penyusunan prospektus ini ada 14 klaster SISKA KU INTIP yang akan kami ekspos untuk menarik para investor,” ucap Suparmi.
Tim Editor