Kalseldaily.com – Enam daerah di Kalimantan Selatan (Kalsel) resmi naik status kebencanaan dari Siaga menjadi Siaga Darurat Bencana Batingsor (banjir, angin puting beliung, dan longsor).
Daerah tersebut meliputi Banjarmasin, Banjarbaru, Banjar, Barito Kuala, Tapin, dan Tanah Bumbu.
Kasubbid Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kalsel, Ariansyah, menyampaikan peningkatan status ini diputuskan dalam rapat koordinasi terkait antisipasi bencana dan kesiapsiagaan sistem peringatan dini pada Senin (9/12/2024).
Dari enam wilayah tersebut, Kabupaten Banjar menjadi perhatian utama karena memiliki tiga potensi bencana: banjir bandang di dataran tinggi, genangan di dataran rendah, dan air pasang (rob) di wilayah pesisir seperti Aluh-Aluh.
Penetapan status ini bertujuan meningkatkan kesiagaan terhadap ancaman banjir yang beragam,” ujar Ariansyah.
Beberapa wilayah lain, seperti Hulu Sungai Tengah (HST), Hulu Sungai Utara (HSU), dan Balangan, meskipun curah hujan tinggi, masih dianggap aman karena ketinggian air sungai terkendali.
Namun, BPBD tetap mengimbau pemerintah daerah untuk waspada, mengingat perbedaan topologi sungai di masing-masing wilayah.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca di Kalsel hingga satu minggu ke depan akan didominasi hujan ringan hingga sedang, dengan suhu udara berkisar 22-23 derajat Celsius.
BMKG juga memperingatkan potensi hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang pada beberapa hari mendatang, terutama di Hulu Sungai Selatan, HSU, Balangan, Kotabaru, dan Tanah Bumbu.
BMKG mengungkapkan bahwa badai La Nina di Kalsel berada dalam kategori normal hingga lemah, dengan puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Desember hingga Januari 2025.
Intensitas curah hujan tinggi akan meningkat menjelang libur Natal dan Tahun Baru, sehingga kewaspadaan perlu ditingkatkan.
Meski enam daerah sudah berstatus Siaga Darurat, Pemerintah Provinsi Kalsel belum menetapkan status serupa untuk seluruh wilayah.
Penetapan ini memerlukan rekomendasi Gubernur dan analisis data dari 34 sistem peringatan dini di titik rawan bencana,” ungkap Ariansyah.
Titik-titik tersebut tersebar di berbagai kabupaten seperti Banjar, Tapin, Tanah Laut, dan Tanah Bumbu, dengan rata-rata 2-3 alat di setiap daerah.