Kalseldaily.com – Banjir yang merendam sejumlah wilayah di Kalimantan Selatan juga berdampak pada sektor pertanian warga. Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (PKP) Kalsel mencatat 1.700 hektare sawah terendam banjir.
“Dari 1.700 hektare itu ada yang sudah tanam satu bulan, ada yang satu bulan lagi sudah bisa dipanen, dan ada juga yang baru disemai,” ujar Kepala Dinas PKP, Syamsir Rahman saat penyerahan bantuan di Kecamatan Mandastana, Kabupaten Barito Kuala.
Ia juga akan segera melaporkan hal ini ke Gubernur Kalsel, H. Muhidin, agar secepatnya bisa diberikan bantuan melalui APBD.
“Kalau semaiannya mati, ketika air sudah surut petani sudah tidak bisa apa-apa lagi. Maka perlu bantuan agar semaiannya bisa ditanam, ini juga untuk menjaga produktivitas pertanian Kalsel,” ujarnya.
Pemprov Kalsel melalui Plh Sekdaprov Kalsel, M. Syarifuddin, menyatakan akan membantu para petani yang terdampak berupa benih dan bibit untuk penanaman kembali.
Hai ini disampaikannya saat usai memimpin kegiatan bakti peduli banjir di Kecamatan Kurau, Kabupaten Tanah Laut, Minggu (26/1/25).
Syamsir Rahman yang ada saat kegiatan itu juga memaparkan bahwa jika sekitar 5 ribu hektare sawah gagal panen maka akan mengurangi sekitar 20 ribu ton padi.
“Satu musim tanam bisa hilang, kami akan segera memberikan bantuan agar ketika air sudah surut petani bisa menanam dan panen,” ujar Kepala Dinas PKP Kalsel sekaligus Pj Bupati Tanah Laut itu.
Wilayah lain yang terendam banjir adalah Kabupaten Barito Kuala, malahan banjir merendam seluruh kecamatan yang ada di kabupaten ini dengan ketinggian yang beragam.
“17 kecamatan yang terdiri atas 195 desa terdampak banjir rob,” ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Barito Kuala, M. Siregar, Senin (27/1/25).
Siregar mengatakan penyebab banjir ini adalah air laut pasang ditambah banjir kiriman dan intensitas hujan yang lumayan sering.
Daerah terparah yakni beberapa desa di Kecamatan Jejangkit dan Kecamatan Mandastana.
“Di Desa Bahandang Kecamatan Jejangkit, mobil tidak bisa lewat harus menggunakan perahu,” katanya.
“Meskipun begitu, status banjir di Batola masih siaga,” tambahnya.
Banjarbaru, Ibu Kota Kalimantan Selatan, juga tak luput dari banjir. Sebanyak 232 warga Kelurahan Landasan Ulin Tengah, Kecamatan Liang Anggang merasakan banjir hingga Senin, (27/1/25) dengan titik terparah berada di RT 11.
Banjir tidak hanya merendam rumah warga, namun juga merendam sepanjang Jalan Peramuan Ujung.
Lurah Landasan Ulin Tengah, Muhammad Faisal, mengatakan sudah banyak bantuan yang datang.
“Ada bantuan dari Dinsos, Disperkim, PUPR, BPBD serta bantuan dari masyarakat lain,” ujarnya.
Faisal mengatakan ada dua posko yang didirikan dan ada beberapa warga yang mengungsi ke rumah kerabat.
“Ketinggian air beragam, mulai dari 15 sentimeter sampai 40 sentimeter. Sampai saat ini air yang masuk ke rumah sudah berkurang, tinggal sekitar 16 rumah yang masih terendam,” katanya.
Hujan deras yang kembali mengguyur Banjarbaru Minggu malam mengakibatkan beberapa lokasi sempat terendam, salah satunya Kelurahan Cempaka Kecamatan Cempaka.
Lokasi terparah ada di RT 1 dan RT 2, ketinggian air mendekati lutut. Namun jika hujan berhenti, selang dua sampai tiga jam air berangsur surut.
(banjarmasin.tribunnews.co.)