kalseldaily.com Banjarbaru – Suasana berbeda terlihat di Museum Lambung Mangkurat Banjarbaru pada Kamis (5/10/2023) pagi menjelang siang.
Ratusan orang dari berbagai usia, mulai bayi, anak, dewasa hingga lansia berumur 70 tahun pun mengikuti tradisi Baayun Maulid.
Tradisi Baayun Maulid adalah tradisi khas masyarakat Banjar Kalsel dengan mengayun bayi atau anak sambil membaca syair maulid. Baayun mulud dilaksanakan untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW setiap tanggal 12 Robiul Awal.
Ayunannya pun dihias sedemikian rupa dan menarik untuk dinaiki. Di akhir kegiatan juga dilaksanakan tradisi tapung tawar.
Gubernur Kalimantan Selatan, H. Sahbirin Noor atau Paman Birin melalui Husnul Khotimah, Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM menyampaikan, peringatan maulid yang disertai prosesi Baayun Maulid perlu dipelihara dan dilestarikan.
“Peringatan maulid yang disertai proses Baayun Maulid merupakan salah satu bentuk kegiatan maulid yang perlu kita pelihara dan dilestarikan keberadaannya,” sampainya.
Paman Birin juga berpesan agar jangan sampai tradisi ini kehilangan makna, terutama makna kecintaan dan penghormaran terhadap Nabi Muhammad SAW.
“Tradisi yang sangat baik ini kita harapkan jangan sampai kehilangan makna, terutama makna kecintaan dan penghormatan kita terhadap Nabi Muhammad SAW yang menorehkan sejarah amat besar di muka bumi ini.”
Peringatan maulid ini juga diisi dengan tausyiah yang disampaikan oleh Tuan Guru Supian Al-Banjari.
Guru Supian menceritakan bahwa Ibunda Nabi Muhammad SAW, Siti Aminah, didampingi oleh empat orang wanita mulia ketika akan melahirkan.
Keempat orang itu adalah, Hawa istri Nabi Adam AS, Sarah istri Nabi Ibrahim AS, Asiyah binti Muzahim(istri Firaun) dan Siti Maryam ibunda Nabi Isa AS.
Keempat wanita mulia ini pun mendampingi dan membantu proses lahirnya Nabi Muhammad SAW, sembari mengucapkan.
“Sebentar lagi kamu akan melahirkan manusia yang paling mulia di muka Bumi ini,” sampainya.
Nabi Muhammad SAW pun kemudian lahir, dalam keadaan bersih dan bersujud. Beliau juga sudah dikhitan, dan dimatanya sudah tergambar celak.
Sementara itu, Kepala Museum Lambung Mangkurat Banjarbaru, Taufik Akbar, menyampiakan tujuan kegiatan ini menurut Taupik adalah untuk memuliakan kelahiran Nabi Muhammad SAW.
“Kegiatan ini adalah untuk memuliakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Bentuk rasa syukur atas kelahiran teladan umat Islam di seluruh dunia,” ujarnya.
Tradisi baayun ini menurut Taupik dilaksanakan oleh masyarakat Banjar sejak dulu, dengan tujuan memohon keselamatan untuk mereka dan anak-anak mereka.
Tim Editor