Kalseldaily.com – Dalam delapan hari terakhir, jumlah kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kota Banjarbaru melonjak tinggi.
Sebelumnya, yakni sepanjang 2024 hingga 9 September, ada 64 kejadian dengan luas lahan yang terbakar yaitu 77,02 hektare. Karhutla paling banyak terjadi di Kecamatan Cempaka dengan 17 kejadian, disusul Landasan Ulin 14 kejadian dan Lianganggang 10 kejadian. Sisanya Banjarbaru Selatan empat kali dan Banjarbaru Utara satu kali.
“Sejak 9 September hingga 17 September terjadi 61 kejadian dengan luas 112,33 hektere,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banjarbaru Ma’ruf Rijani, Selasa (17/9).
Dari 61 kejadian tersebut, karhutla paling banyak masih di Cempaka yakni 22 kali. Disusul Landasanulin 20, Lianganggang 13, Banjarbaru Selatan lima dan Banjarbaru Utara tetap di angka satu.
“Untuk lahan paling luas terdampak tercatat di Lianganggang yakni 39,01 hektare, sedangnkan di Cempaka 38,83 hektare,” jelasnya.
Upaya mitigasi, ujar Ma’ruf, terus dilakukan, dengan cara mendirikan Posko Siaga Bencana Karhutla yang melibatkan personel gabungan, terdiri dari TRC BPBD Banjarbaru dan TNI/Polri.
Posko tberoperasi 24 jam, yang dijaga secara bergantian oleh personel gabungan.
“Personel gabungan berbagi tugas, ada yang melakukan patroli rutin ke sejumlah wilayah rawan karhutla, dan bersiaga di posko,” ujarnya.
Karhutla di Kalimantan Selatan harus semakin diperhatikan. Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalops) BPBD Kalsel hingga Sabtu (16/9) mencatat selama musim kemarau 2024 sudah 151 hektare lahan terbakar. Luasan tersebut berasal dari sembilan kabupaten kota.
Lebih separuhnya merupakan lahan kosong di Banjarbaru. Berdasakan catatan BPBD Kalsel hingga Sabtu, di Ibu Kota Provinsi Kalsel itu ada 40 kejadian dengan luasan 78,147 hektare.
Terbanyak kedua yakni Kabupaten Banjar dengan 18 kejadian. Totalnya luasan yang terdampak mencapai 23,522 hektare.
Kemudian Kabupaten Tanahlaut, 14 kali kebakaran lahan. Meski tak sebanyak Banjar, lahan yang terdampak di Tala lebih luas yakni 26,8517 hektare.
Sisanya terjadi di Hulu Sungai Utara (HSU) sebanyak lima kali seluas 1,25 hektare. Baritokuala empat kali kejadian luas 7,5 hektare. Hulu Sungai Tengah (HST) dua kejadian seluas 1 hektare.
Sedangkan di Hulu Sungai Selatan (HSS) seluas 1,5 hektare, Balangan 7 hektare dan Tanahumbu 4 hektare. Ketiga kabupaten ini sama-sama mencatat tiga kebakaran lahan. (Banjarmasin Post/msr)