Kalseldaily.com – Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Kalsel, Haji Ramlan, mengungkapkan beberapa faktor penyebab tingginya angka stunting di wilayah tersebut.
Menurutnya, penyebab utama bukanlah kemiskinan, melainkan pernikahan dini, kesalahan pengasuhan, dan kekurangan pasokan air bersih.
Ramlan menjelaskan, masalah pernikahan di bawah umur masih sering terjadi di pelosok desa Kalimantan Selatan. Contohnya, anak berusia 15 tahun menikah dan kemudian memiliki anak. Orang tua yang masih muda ini cenderung kurang pengetahuan dalam merawat dan mengasuh anak, yang kemudian berkontribusi pada terjadinya stunting.
“Kebanyakan karena mereka masih berusia muda, maka gizi si anak tidak terpenuhi. Terciptalah stunting,” ujar Ramlan saat acara Paman Mahaga Stunting di Gedung Idham Chalid, Banjarbaru.
Baca juga : Paman Mahaga Stunting, Langkah Inovatif Pemprov Kalsel Cegah Stunting
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kalsel, dr. Diauddin, menyatakan bahwa pemberian gizi dari pemerintah sudah maksimal. Namun, untuk mengatasi permasalahan ini, pihaknya melibatkan mahasiswa/mahasiswi dari beberapa universitas di Kalsel, termasuk Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat (ULM).
Para mahasiswa tersebut dilibatkan dalam Kuliah Kerja Nyata (KKN) untuk memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pola hidup sehat, dampak menikah dini, dan cara memasak makanan yang sehat.
Diharapkan melalui pendekatan ini, kesadaran masyarakat terkait permasalahan stunting dapat ditingkatkan
Tim Editor