Kalseldaily.com – Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan mulai kembangkan program integrasi perkebunan kelapa sawit dengan tanaman padi, guna menjaga stabilitas ketahanan pangan di wilayah tersebut. Saat ini ketahanan pangan Kalsel aman dan mencukupi hingga tiga bulan.
“Kita telah memulai program integrasi tanaman pangan dengan tanaman perkebunan khususnya kelapa sawit. Program ini berupa kelapa sawit tumpang sari dengan tanaman pangan atau disebut KESATRIA,” ungkap Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalsel, Suparmi, Selasa (12/3).
Tanaman pangan yang dipilih adalah jenis Padi Gogo. Di mana penanaman perdananya dipimpin Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor akhir pekan lalu di areal perkebunan sawit di Kabupaten Tanah Laut. Menurut Suparmi program ini mendapat dukungan dari Kementerian Pertanian RI dan Direktorat Jenderal Perkebunan.
Selanjutnya program Kesatria ini akan dikembangkan di 13 kabupaten/kota di Kalsel, bentuk komitmen Kalsel sebagai daerah lumbung pangan dan penyangga ibu kota negara (IKN) Nusantara.
“Meski Kalsel surplus produksi beras, program ini bertujuan untuk meningkatkan produksi serta ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Karena itu areal penanaman padi difokuskan pada kawasan perkebunan peremajaan sawit rakyat (PSR) yang baru. Selain padi nantinya juga akan dikembangkan tanaman pangan lain seperti jagung.
Kalsel merupakan provinsi yang berhasil mengembangkan program integrasi kelapa sawit dan ternak sapi lewat program Siska Ku Intip. Kemudian adapula program integrasi perkebunan karet dengan ternak kambing dan unggas juga palawija.
Pada bagian lain, Kepala Bulog Kanwil Kalsel, Dani Satrio mengungkapkan stok bahan pangan beras, gula dan daging di Kalsel aman dan mencukupi hingga tiga bulan ke depan. Tercatat stok beras yang ada di gudang Bulog sebanyak 5.503 ton.
Bahkan dalam waktu dekat akan datang tambahan stok beras 10.825 ton ke Kalsel. “Stok kebutuhan pokok terutama beras di Kalsel baik beras jenis SPHP maupun premium mencukupi,” tutur Satrio. (Z-3) Sc Media Indonesia
Tim Editor