Kasleldaily.com – Kalimantan Selatan mencatat lonjakan kasus HIV/AIDS hingga mencapai 904 kasus selama periode Januari hingga Oktober 2024. Angka ini menunjukkan peningkatan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu 705 kasus pada 2023 dan 605 kasus pada 2022.
Kasus terbanyak tercatat di Kota Banjarmasin dengan 221 kasus, menjadikannya wilayah dengan angka tertinggi di provinsi ini. Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kalsel, Nurul Ahdani, menilai tingginya angka ini sebagai hasil dari upaya deteksi dini yang lebih baik.
Data ini diambil selama periode Januari hingga Oktober 2024, dengan puncak perhatian publik terjadi saat peringatan Hari HIV/AIDS Sedunia pada 1 Desember 2024.
Kasus tersebar di seluruh wilayah Kalimantan Selatan, dengan Kota Banjarmasin mencatat angka tertinggi. Peringatan Hari HIV/AIDS Sedunia tahun ini dipusatkan di Siring Menara Pandang, Banjarmasin.
Tingginya angka kasus menjadi perhatian karena menunjukkan masih adanya tantangan besar dalam pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS. Namun, di sisi lain, tingginya angka juga menjadi indikasi keberhasilan deteksi dini sehingga penanganan bisa dilakukan lebih cepat.
Pemerintah Kalsel menargetkan pencapaian “Three Zero HIV/AIDS” pada 2030, yakni: Zero Infection: Tidak ada infeksi baru, Zero AIDS-related Deaths: Tidak ada kematian akibat AIDS, Zero Discrimination: Tidak ada diskriminasi terhadap ODHA.
Langkah konkret meliputi edukasi masyarakat, perluasan layanan kesehatan, dan penguatan perlindungan hukum. “Penanganan HIV/AIDS adalah tanggung jawab bersama. Semua pihak harus bersinergi untuk menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif bagi ODHA,” tegas Nurul.
Melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor terkait, Kalsel diharapkan mampu menekan angka kasus HIV/AIDS serta meningkatkan kesadaran dan kesejahteraan masyarakat.