Kalseldaily.com – Gubernur Kalimantan Selatan, H. Muhidin, tinjau langsung sarana dan prasarana Masjid Raya Sabilal Muhtadin, Banjarmasin pada Selasa, (28/1/25).
Didampingi Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat Setdaprov, Fatkhan, Plt. Kepala Dinas PUPR, Titip Yasin serta Kepala Bagian Bina Mental dan Spiritual Biro, Fahrurazi disambut oleh Kepala adan Pengelolaan Masjid Sabilal Muhtadin, H. Muhammad Tambirin beserta pengurus lainnya.
H. Muhidin pada kunjungannya menyatakan keinginannya untuk membuat kawasan masjid kebanggaan Kalsel itu menjadi lebih nyaman dan indah.
Area pertama yang ingin dibenahinya adalah pintu masuk bagian selatan, ia ingin menghilangkan atap kanopi agar masjid terlihat jelas dari arah jalan.
Kemudian, lokasi yang banyak pepohonan ditata rapi dan area sekitarnya dibersihkan agar bisa dijadikan tempat bersantai oleh masyarakat, juga agar bisa digunakan untuk area sholat tambahan jika diperlukan.
“Kami ingin lokasi yang ada pepohonan itu ditata dan dibersihkan, agar pengunjung nyaman dan merasa seperti rekreasi,” ujarnya.
Selanjutnya, ia meminta agar tempat wudhu dan toilet diatur lagi agar lebih bagus dan nyaman saat digunakan.
Tak luput dari perhatian gubernur Kalsel itu, keberadaan air mancur dan miniatur Ka’bah yang digunakan untuk latihan manasik haji. Menurutnya, letaknya kurang pas dan tidak menjadi perhatian kecuali saat ada kegiatan manasik haji/umrah.
Ia meminta posisinya dipindah ke area yang memungkinkan jamaah dapat melihatnya ketika shalat, agar seperti suasana menghadap Ka’bah langsung.
Halaman masjid kurang tertata, rumput tinggi tak terawat juga akan dibenahi agar jamaah nyaman saat beribadah di masjid ini.
Keberadaan Sekretariat Majelis Ulama Indonesia Kalsel juga dinilai kurang efektif. Sebaiknya digunakan sebagai tempat wudhu, wc, kamar mandi dan tempat sandal/sepatu yang terpisah antara pria dan wanita.
Rencananya kantor Sekretariat MUI Kalsel dan BAZNAS akan dipindah ke samping flyover atau bekas Kantor Dinas Perhubungan Kalsel.
Bagian dalam masjid juga jadi sorotan H. Muhidin, atap yang bocor dan sarana lain yang rusak atau perlu perbaikan diminta agar segera diperbaiki demi keamanan dan kenyamanan jamaah.
Tak sebatas sarana dan prasarana saja, gubernur Kalsel itu menyoroti masalah kontribusi yang diterima pihak pengelola sekolah dan SPBU yang ada di kawasan itu.
Berdasarkan informasi yang diterima, pihak Badan Pengelola Masjid Raya Sabilal Muhtadin hanya menerima sekitar Rp 3 juta per bulan atau Rp 36 juta saja dalam satu tahun dan ditambah Rp 10 juta per tahun ke Pemprov Kalsel.
Jumlah yang sangat tidak sepadan jika dibandingkan dengan aset dan nama “Sabilal Muhtadin”.
Begitu juga dengan kontribusi dari pengelola SPBU yakni sekitar 26 juta per bulan, akan dievaluasi lagi agar berimbang.
“Harusnya bisa miliaran yang didapat pengelola masjid, maka dari itu koperasi harus ada. Ini cuma Rp 400 juta per tahun,” ujar H. Muhidin.
H. Muhidin mengaku keinginannya untuk merombak dan menata ulang kawasan masjid sudah lama terpikirkan dan berjanji akan merealisasikannya ketika terpilih menjadi gubernur, akan segera merealisasikan keinginannya ini.
Selama peninjauan, orang nomor satu di Kalsel itu sangat detail dalam memberikan arahan ke pada Banlo dan konsultan.
