Kalseldaily.com – Kekeringan yang melanda dunia juga berdampak kepada Sungai Amazon. Air sungai itu surut hingga berada di titik terendah dalam 121 tahun terakhir.
Pelabuhan Manaus yang terletak pada pertemuan Rio Negro dan Sungai Amazon mencatat ketinggian air sebesar 13,59 meter pada Senin (16/10/2023). Ketinggian itu turun drastis dibandingkan tahun lalu yang mencapai 17,60 meter pada waktu yang sama.
Dilansir dari CNN, Selasa (24/10) catatan itu merupakan level terendah sejak pencatatan mulai dilakukan pada 1902. Ketinggian air ini bahkan lebih rendah dibandingkan tahun 2010 ketika Sungai Amazon dilanda kekeringan parah.
Beberapa wilayah di Amazon mengalami curah hujan paling rendah pada bulan Juli hingga September sejak tahun 1980. Hal ini dicatat pusat peringatan bencana pemerintah Brasil, Cemaden.
Sementara itu, Kementerian Ilmu Pengetahuan Brasil mengatakan, penyebab mengeringnya Sungai Amazon adalah fenomena El Nino yang mendorong pola cuaca ekstrem global.
Dalam sebuah pernyataan awal bulan ini, kementerian itu memperkirakan kekeringan akan berlangsung setidaknya hingga bulan Desember. Pada saat itu, dampak El Nino diperkirakan mencapai puncaknya.
Penyebab El Nino adalah tren pemanasan global jangka panjang. Fenomena alam itu menimbulkan cuaca ekstrem yang lebih sering dan intens seperti kekeringan dan panas.
Kekeringan Sungai Amazon itu berdampak kepada 481.000 orang. Pasokan makanan dikirimkan ke desa-desa yang rentan. Tetapi, pengiriman bukan tanpa hambatan jika kekeringan berlanjut.
Kekeringan itu mengancam akses mereka terhadap makanan, air minum dan obat-obatan yang biasanya diangkut kapal melalui sungai. Selain itu, muncul masalah air bersih.
Tokoh masyarakat Santa Helena do Ingles, Nelson Mendonca, mengatakan beberapa daerah masih dapat dijangkau dengan kano. Namun, beberapa perahu belum mampu membawa perbekalan melalui sungai sehingga sebagian besar barang tiba dengan traktor atau berjalan kaki.
“Ini tidak terlalu baik bagi kami, karena praktis kami terisolasi,” katanya.
Di sisi lain, Luciana Valentin, yang juga tinggal di Santa Helena do Ingles, mengatakan sangat prihatin dengan kebersihan pasokan air setempat setelah kekeringan mengurangi stok air.
“Anak-anak kami diare, muntah-muntah, dan sering demam karena air,” ujarnya.
Tim Editor